Kamis, 17 November 2011

Pendayagunaan Teknologi Pendidikan di Negara Tetangga

          Pendidikan merupakan investasi jangka panjang, yang akan kita petik hasilnya setelah puluhan tahun yang akan datang atau bahkan generasi yang akan datang. Pemikiran jangka panjang, visi dan misi yang jelas, perencanaan yang strategis, tekad, kemauan dan dukungan yang kuat dari pemerintah dengan seluruh jajaran serta seluruh komponen masyarakat terkait untuk melaksanakan rencana tersebut sangatlah penting. Kebijakan yang tepat, langkah cermat dan program pendayagunaan Teknologi Pendidikan yang terencana serta terlaksanan dengan baik akan membantu menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang tangguh seperti yang kita harapkan bersama. Sebaliknya, kesalahan atau kelengahan dalam mendayagunakan Teknologi Pendidikan yang dilakukan para pembuat kebijakan, para perencana dan pelaksana dilapangan baru akan kita rasakan benar nati akibatnya pada saat kita sadari bahwa kita rupanya sudah ketinggalan atau makin krtinggalan dibandingkan dengan negara tetangga kita.
          Semua negara di Asia Tenggara, terlepas dari tingkat ekonominya, menempatkan masalah pendidikan sebagai faktor kunci dalam pembangunan bangsa dan negaranya. Berbagai upaya telah, sedang dan akan dilakukan oleh negara-negara tersebut untuk meningkatkan mutu pendidikan, memperluas kesempatan belajar bagi semua warga negaranya. Serta reformasi pendidikan yang merupakan agenda pembangunan yang populer.  Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain : pembangunan gedung sekolah, peningkatan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan, menambah fasilitas-fasilitas yang mendudkung, perbaikan kurikululm, peningkatan peran serta masyarakat, pendayagunaan teknologi untuk menunjang proses belajar, dan lain sebaginya.
          Berikut ini salah satu contoh negara yang mendayagunakan teknologi pendidikan atau teknologi dalam pendidikan, yaitu Myanmar. Myanmar adalah negara dengan wilayah daratan terluas di Asia Tenggara setelah Indonesia. Penduduknya berjumlah 42,5 juta orang atau peringkat penduduk terbanyak kelima setelah Thailand. Pemerintah percaya bahwa pendidikan akan mampu membawa Myanmar menjadi bangsa yang maju dan modern. Visi departemen pendidikannya ialah menciptakan sistem pendidikan yang mampu mewujudkan masyarakat belajar yang siap menjawab tantangan abad pengetahuan. Reformasi pendidikan terus dilakukan  dan salah satu kawasan yang menjadi fokusnya ialah penguasaan teknologi komunikasi dan informasi yang diperlukan dalam lingkungan kerja berbasis teknologi.
          Lebih lanjut lagi teknologi ditempatkan sebagai salah satu dari 6 kawasan utama rencana jangka panjang 30 tahun. Untuk itu investasi telah dilakukan besar-besaran agar bisa :
a.    Mempromosikan teknologi komunikasi dan informasi bukan hanya sebagai teknologi pengajaran tetapi    juga sebagai teknologi belajar,
b.   Meningkatkan katrampilan elektronik dan teknologi komunikasi dan informasi semua warga belajar di Perguruan Tinggi
c.    Mengajarkan teknologi mikro ejak tingkat sarjana muda dan memprioritaskan penelitian yang berkaitan dengannya.
          Sejak Januari 2001, Myanmar juga telah merintis e-education untuk menciptakan kesempatan belajar yang lebih luas dan lebih efektif.
          Selain Myanmar masih banyak negara-negara tetangga, tidak terkecuali yang menempatkan pendidikan sebagai penentu dalam kemajuan masyarakat dan negaranya, seperti Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, dan Vietnam.
Pelajaran dari Negara Tetangga
          Dari uraian tersebut dapat kita lihat bahwa negara tetangga berusaha meningkatkan mutu masyarakat dan bangsanya memasuki era persaingan global melalui pendidikan. Pelajaran yang dapat kita ambil antara lain :
-    Mendayagunakan teknologi pendidikan untuk meningkatkan mutu serta memperluas kesempatan belajar terlepas dari perkembangan ekonominya.
-   Dukungan dan kemauan politis yang kuat dari pemerintah untuk menggariskan secara jelas dan tegas kebijakan pendayagunaan teknologi untuk menunjang pembangunan pendidikan.
-    Pendayagunaan teknologi pendidiakn bukan semata tanggung jawab departemen pendidikan saja, tetapi juga departemen lain dan sektor swasta.
-    Ada kecenderungan teknologi mendahului pendidikan.
-    Keberhasilan pendayagunaan teknologi bukan terletak pada canggihnya teknologi melainkan terletak pada manusianya.
-    Pendayagunaan teknologi untuk pendidikan memerlukan dukungan infrastruktur fisik dan teknologis.
-   Diperlukan agen-agen perubahan disetiap jenjang yang yakin akan pentingnya pendayagunaan teknologi dan mampu menggunakan teknologi tersebut untuk meningkatkan mutu belajar mengajar dan pendidikan pada umumnya.
-    Untuk memasyarakatkan pendayagunaan teknologi pendidikan.
-    Pengguanaan teknologi yang terintegrasikan dalam proses belajar-mengajar.
-   Tingkatan mikro keterlibatan orang tua serta masyarakat pada umumnya sangat membantu menjembatani serta memperkuat hubungan antara sekolah dan rumah.

Strategi Pembelajaran berbasis Multiple Intelligence (MI) untuk Pencapaian Kompetensi dalam Pembelajaran.

Perubahan yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah perubahan terhadap kualitas SDM dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran yang akan digunakan.  Untuk itu, sudah saatnya kepada para guru diperkenalkan strategi-strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan kecerdasan yang dimiliki siswa.
Secara garis besar, ada 8 jenis kecerdasan yang dimiliki manusia, yaitu :
1.        Kecerdasan Linguistik, kemempuan mengguanakan kata secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Kecerdasan ini juga meliputi kemampuan memanipulasi bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau makna bahasa, dsb. Adapun ciri-ciri orang yang mempunyai kecerdasan ini ialah sebagai berikut :
·         Suka menulis kreatif
·         Suka mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon
·         Sanngat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil
·         Membaca diwaktu senggang
·         Suka mengisi teka-teki silang
·         Menonjol dalam bidang bahasa, dll

2.        Kecerdasan matematis-logis, kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran dengan benar. Ciri-cirinya yaitu :
·         Menghitung problem aritmatika dengan cepat diluar kepala
·         Suka mengajukan pertanyaan yang bersifat analisis
·         Mampu menjelaskan masalah secara logis
·         Suka merancang eksperimen untuk pembuktian sesuatu
·         Menonjol dalam bidang matematika dan IPA, dll

3.        Kecerdasan Spasial, kemampuan mengekspresi dunia spasial-visual secara akurat, dan kemampuan mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut dalam berbagai aspek kehidupan. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur. Ciri-cirinya antara lain :
·         Mudah membaca peta, grafik dan diagram
·         Menggambar sosok benda atau orang persis aslinya
·         Senang melihat film, slide, foto-foto
·         Suka melamun dan berfantasi
·         Menonjol dalam mata pelajaran seni.

4.        Kecerdasan Kinestetik Jasmani, keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan, ketrampilan menggunakan tangan untuk menciptakan sesuatu dan kemampuan fisik yang spesifik, seperti keseimbangan, kakuatan, dll. Ciri-cirinya antara lain :
·         Banyak bergerak ketika sedang duduk atau mendengarkan sesuau
·         Aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang
·         Perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajari
·         Pandai menirukan gerakan
·         Berprestasi dalam pelajaran olahraga, mekanik, dan yang bersifat kompetitif

5.        Kecerdasan Musikal, kemampuan mengapresiasi berbagai bentuk musikal, membedakan, menggubah, dan mengekspresikannya juga meliputi kepekaan terhadap irama, pola nada atau melodi. Ciri-cirinya adalah :
·         Suka memainkan alat musik
·         Lebih bisa belajar dengan iringan musik
·         Mudah mengikuti irama musik
·         Memberikan reaksi yang kuat terhadap berbagai janis musik
·         Berprestasi sangat bagus dalam mata pelajaran musik

6.        Kecerdasan Interpersonal, kemampuan memersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orng lain juga mempunyai kepekaan terhadap ekspresi wajah, gerak isyarat. Ciri-cirinya yaitu :
·         Mempunyai banyak teman
·         Suka bersosialisasi
·         Banyak terlibat dala kegiatan kelompok diluar sekolah
·         Berbakat menjadi pemimpin dan berprestasi dalam mata pelajaran ilmu sosial, dll

7.        Kecerdasan Intrapersonal, kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak sesuai pemahaman tersebut. Ciri-cirinya :
·         Memperlihatkan sifat independen dan kemauan yng kuat
·         Bersikap realistis
·         Bekerja dengan baik seorang diri
·         Memiliki rasa percaya diri yang tinggi
·         Banyak belajar dari kesalahan masa lalu,dll

8.        Kecerdasan Naturalis, kealian mengenali dan mengkategorikan spesies flora dan fauna dilingkungan sekitar. Ciri-cirinya :
·         Suka dan akrab dengan berbgai hewan peliharaan
·         Menunjukkan kepekaan terhadap panorama alam
·         Suka berkebun
·         Berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologo dan lingkungan hidup.
Strategi pembelajaran MI pada prakteknya   adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal mungkin, dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau sekolah. Dengan demikian penggunaan strategi belajar MI tetap berada pada posisi yang selalu menguntungkan bagi siswa yang menggunakannya.
Langkah penerapan Strategi Pembelajaran Multiple Intelegences dilakukan dengan 2 cara dalam penerapan strategi pembelajaran MI agar dapat hasil yang maksimal, yaitu :
1.      Memberdayakan semua jenis kecerdasan pada setiap mata pelajaran
2.      Mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa.

Penerapan Konsep, Prinsip Pembelajaran Kontekstual dan Desain Pesan dalam Pengembangan Pembelajaran dan Bahan Ajar



Penerapan pembelajaran kontrukstual dapat dilaksanakan baik dalam kegiatan pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran yang dimediakan. Bahan ajar berupa media cetak atau tertulis adalah contoh bahan pembelajaran yang dimediakan. Apapun format media yang digunakan, penyampaian pembelajaran pada hakikatnya merupakan kegiatan penyampaian pesan.
Konsep Pembelajaran Kontekstual
Masalah-masalah yang melatar belakangi diperkenalkannya kosep ini adalah bahwa sebagian besar siswa “tidak dapat menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan cara pemanfaatan pengetahuan tersebut dikemudian hari”. Sehingga, para pendidik sebenarnnya menghadapi sebuah tantangan bagaimana mencari cara terbaik untuk menyampaikan konsep-konsep yang mereka ajarkan sedemikian rupa sehingga semua siswa mampu menggunakannya dan menyimpannya sebaik mungkin.
Teori pembelajaran kontekstual menekankan pada multi aspek lingkungan belajara seperti ruang kelas, laboratorium, labr komputer, lapangan kerja, dan sebagainya. Konsep ini menganjurkan agar para pendidik memilih atau mendesain lingkkungan belajar sedemikian rupa sehingga sehingga siswa dapat memperoleh sebanyak mungkin pengalaman belajar. Siswa diharapkan mampu menemukan hubungan yang bermakna antara pemikiran yang abstrak dengan penerapan praktis dalam konteks dunia nyata.
Prinsip dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
Kurikullum dan pembelajaran kontekstual perlu didasarkan atas prinsip dan strategi pembelajaran yang mendorong terciptanya lima bentuk pembelajaran, yaitu :
1.    Keterkaitan, relevansi (relating)
Proses pembelajaran hendaknya ada keterkaitan dengan bekal pengetahuan yang telah ada pada diri siswa, dengan konteks penngalaman dalam kehidupan dunia nyata seperti manfaat untuk bekal bekerja dikemudian hari dalam kehidupan masyarakat.
2.    Penngalaman Langsung (Eksperiencing)
     Dalam proses pembelajaran siswa perlu mendapatkan pengalaman langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan, inventory, investigasi, penelitian dan lain-lain. Hal ini akan menyebabkan proses pembelajaran siswa berlangsung lebih cepat jika siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan sumber belajar serta melakukan bentuk-bentuk kegiatan penelitian secara aktif.

3.    Aplikasi (Applying)
Menerapkan fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang dipelajari dalam situasi dan konteks yang lain merupakan pembelajaran tingkat tinggi. Kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan informasi dalam konteks yang bermanfaat juga dapat mendorong siswa untuk memikirkan karier dan pekerjaan dimasa depan.

4.    Kerja sama (Cooperating)
Pengalaman bekerja sama antar sesama siswa, guru dengan siswa serta saling berkomunikasi tidak hanya membantu siswa belajar menguasai materipembelajaran, tetapi juga sekaligus memberikan wawasan pada dunia nyata bahwa untuk menyelesaikan suatu tugas akan lebih berhasil jika dilakukan secara bersama-samaatau kerja sama dalam bentuk tim kerja.

5.    Alih Pengetahuan (Transferring)
Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan siswa untuk mentransfer pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang telah dimiliki pada situasi lain. Dengan kata lain, pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiiliki bukan sekedar untuk dihafal, melainkan untuk digunakan atau dialihkan pada situasi dan kondisi lain.

Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran
                      Agar penyampaian pesan dalam proses pembelajaran dapat lebih efektif, perlu diperhatikan beberapa prinsip desain pesan pembelajaran, yaitu :
a.       Kesiapan dan motivasi (readiness and motivation)
b.      Penggunaan alat pemusat perhatian (attention directing devices)
c.       Partisipasi aktif siswa (student’s active participation)
d.      Perulangan (repetition)
e.       Umpan balik (feedback)
Integrasi Konsep Pembelajaran Kontekstual dan Prinsip Desain Pesan ke Dalam Pembelajaran dan Bahan Ajar.
Konsep, prinsip, dan strategi pembelajaran kontekstual dan prinsip-prinsip desain pesan pembelajaran perlu diintegrasikan dan diterapkan ke dalam setiap komponen strategi pembelajaran yang relevan.
1.      Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (pre-intructional avtivities)
Kegiatan ini meliputi pembeitahuan tujuan, ruang lingkkup materi,  manfaat atau kegunaan mempelajari suatu topik baik untuk keperluan belajar sekarang maupun belajar dikemudian hari. Untuk mendorong motivasi, diberitahukan kerugian atau sanksi jika tidak mempelajari suatu topik.

2.      Penyampaian Materi Pembelajaran (presenting intructional materials)
Dalam rangka penerapan CTL (Contextual Teaching and Learning) ini, hendaknya dikurangi penyajian yang bersifat ekspository (ceramah, dikte) dan deduktif. Gunakan sebanyak mungkin teknik penyajian atau presentasi inquisitory, discovery, tanya jawab, inventory, induktif, penelitian mandiri, dsb.agar peyajian menarik, perlu digunakan media pemusat perhatian berupa media yang menarik seperti warna-warni, gambar, ilustrasi,dsb.

3.      Memancing Kinerja Siswa (eliciting performance)
Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa menguasai materi atau mencapai tujuan pembelajaran. Bentuk kegiatannya berupa latihan, atau praktikum. Disini, diharapkan siswa mampu menerapkan konsep dan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya.

4.      Pemberian umpan balik (providing feedback)
Umpan balik adlah informasi yang diberikan kepada siswa menngenai kemajuan belajanya. Contohnya, setelah mengerjakan soal-soal latihan siswa perlu diberi kunci jawaban yang benar.

5.      Kegiatan Tindak Lanjut (follow-up activities)
Kegiatan tindak lanjut ini berupa mentransfer pengetahuan, pemberian pengayaan, dan remedial. Dengan mampu mentransfer pengetahuan yanng telah dipelajari, maka tingkat pencapaian belajar siswa akan sampai pada derajad yang tinggi (tingkat penemuan dan pencapaian strategi kognitif)

Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran


Sebelum mengetahui tentang kedudukan media dalam sistem pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui 5 hal yang harus ada dalam sistem pembelajaran, yaitu :
1.    Tujuan yaitu sesuatu yang akan dicapai melalui proses pembelajaran yang akan dijalankan.
2.    Materi adalah sesuatu yang dijadikan sebagai sarana untuk mengantarkan siswa untuk sampai ketujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
3.    Metode, yaitu cara yang akan digunakan dalam mempermudah penyampaian materi guna pencapaian tujuan.
4.    Media. Setelah ditentukan metode, maka akan diketahui media yang tepat digunakan sesuai dengan metode yang akan dijalankan. Sehingga media tersebut akan mempermudah dalam menjalankan metode yang telah dipilih. Media yang baik dalam pembelajaran adalah media yang dapat memaksimalkan indera yang dipakai siswa.
5.    Evaluasi. Selanjutnya setelah semua dijalankan, untuk mengetahui apakah tujuan yang ditetapkan sudah tercapai atau belum diadakan evaluasi.

Dari uraian tersebut, jelas bahwa media merupakan salah satu hal yang penting dalam sistem pembelajaran. Media berasal dari bahasa latin “medius” yenng berarti tengah, perantara atau pengantar. Sedangkan dalam bahasa arab “wasaail” yang berarti pengantar pesan dari pengirim ke penerima.
Sedangkan secara garis besar, pengertian media adalah manusia, materi, kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan skil.
Berikut ini, dua fungsi / peran pokok media pendidikan  (yang sekarang disebut media pembelajaran) sebagai berikut :
1.      Fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids) berfungsi untuk pengalaman yang konkret kepada siswa. Inilah fungsi utama media, yaitu sebagai alat bantu agar dapat memperjelas (membuat lebih konkret)apa yang disampaikan guru, karena kalau tidak menggunakan media, maka penjelasan guru bersifat sangat abstrak.
2.      Fungsi komunikasi. Inilah fungsi kedua dari media pembelajaran, yaitu sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media tersebut, dan dengan demikian merupakan sumber belajar yang penting.

Agar fungsi kedua media ini mencapai sasarannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
·         Perhatikan dan sesuaikan dengan medan pengalaman audience.
·         Upayakan penerima menerima umpan balik (feedback) dalam mebaca / melihat program media tersebut.
·         Pemberian umpan balik ini sangat pentingn karena dapat meningkatkan interaksi antarpenerima dengan media yang bersangkutan dan dengan sumber / komunikator yang membuat media.

Selain untuk menyajikan pesan, sebenarnya ada beberapa funngsi lain yang dapat dilakukan oleh media. Fungi-fungsi tersebut antara lain :
Ø  Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar.
Ø  Memotivasi siswa.
Ø  Menyajikan informasi.
Ø  Merangsang diskusi.
Ø  Mengarahkan kegiatan siswa.
Ø  Melaksanakan latihan dan ulangan.
Ø  Menguatkan belajar.
Ø  Memberikan pengalaman stimulan.